Monday, June 22, 2009

February 30, Remember Forget ~Τρίτο πρόβλημα~ Atlantis

Title :
February 30th, Remember? Forget? ~Third Problem~ Atlantis

Rating : T


Previous tale : February 30th, Remember? Forget? ~Second Problem~ Prodigy
Next tale: February 30th, Remember? Forget? ~Fourth Problem~ Jobless



_____________________________________________________

Pagi kedua Lucia di dunia itu, dia tidak tidur semalaman. Pertama-tama yang dia lihat adalah Lucas. Cowok itu mondar-mandir dan protes-protes ke petugas perpustakaan yang lain. Lucas menyatakan dia akan pergi tetapi tidak diijinkan apalagi dengan orang yang baru dikenalnya kemarin.


Perdebatan alot itu akhirnya terselesaikan ketika Lucas mengepak barang-barangnya dan kabur membawa Lucia. Lucia ditarik-tarik, sebenarnya dia kesal tetapi membiarkannya. Lucas berhenti di depan sebuah pelabuhan dengan sebuah kapal pesiar yang sangat mewah.


“Di buku ditulis kan, si pemilik buku itu pergi ke Atlantis pertama kali?”, Lucas telah masuk ke dalam rombongan orang-orang kaya.


Lucia mengangguk. Sekarang Lucia tahu alasan mengapa Lucas memberinya baju yang terlihat mahal. “Mengapa kita nggak naik yang lebih murah saja?”, Lucia menatap Lucas dengan tatapan sinis.


“Kalau mau ke Atlantis kita harus naik ini. Kapal-kapal lain tidak memiliki izin untuk mendarat di sana”, Lucas mulai menuntun Lucia untuk memasuki kapal tersebut.


Menurut pemikiran Lucia, sepertinya Atlantis itu kota yang sangat mewah sampai hanya beberapa kapal saja yang diperbolehkan mendarat di sana.


Mereka memasuki daerah kapal dan kapal mulai melaut. Lucia sih tidak masalah karena dia tidak pernah mabuk kendaraan, tetapi Lucas..


Sepertinya dia sekarat. Mereka mengitari kapal itu beberapa kali melihat pemandangan laut yang indah. Tak terasa cuaca telah menghangat, dapat diperkirakan mereka telah cukup jauh dari kota Lucas.


“Ahh, bosan…”, Lucas memgang pinggiran kapal laut tersebut. “Kau mau makan, Lucia? Aku lapar. Perutku sudah ngamuk nih..”, Lucas memegangi perutnya.


Lucia hanya mendengarkan ocehan Lucas tanpa menanggapinya.


Tanpa persetujuan Lucia, Lucas menariknya ke dalam sebuah restoran yang sangat megah. Aroma masakannya tercium sangat high-class! Di sana, Lucas memesan banyak makanan yang terbilang mahal-mahal. Makanan yang Lucas pesan harganya antara 40.000 sampai 100.000 Losse untuk satu porsi, Losse adalah mata uang seluruh dunia kata Lucas.


Entah bagaimana caranya, Lucas dapat menghabiskan semua makanan itu perlahan-lahan. Lucia hanya memesan secangkir kopi. Dapat dibayangkan perbandingan pesanan kedua orang itu.


Tiba-tiba kapal tersebut bergoyang, semua penumpang panik dan berhamburan keluar termasuk Lucia dan Lucas. Namun Lucas mengambil jalan yang berbeda dengan penumpang lain. Hal yang terpintas di pikiran Lucia adalah Lucas bodoh.


Lucas meloncat keluar dari kapal secara tiba-tiba, “Lucia, ayo turun! Loncatnya seru!”. Lucas senyum-senyum kegirangan.


Lucia pergi, “Mendingan aku menggunakan tangga”


Lucas panik, “Jangan! Nanti kau ditangkap pemeriksa tiket!”


Lucia berbalik dan menunjukan wajah seolah menanyakan kenapa.


“Kita kan naik nggak bayar tiket, makanannya aja nggak”, kata Lucas dengan tampang innocent-nya. Seketika Lucia langsung meloncat keluar kapal.


Hasil dari perbuatan Lucas yang sangat berbahaya itu, ia dihajar Lucia habis-habisan. “Kalau nggak sanggup bayar makanan nggak perlu makan kalau begitu. Hanya menumpang kapal nggak apa-apa”, Lucia sewot.


“Habisnya.. Sebelum kita masuk ke restoran itu ada pemeriksa tiket. Jadinya jalan pintasnya hanya ke restoran”, Lucas alasan kayak anak kecil.


Lucia masih kesal, “Kalau begitu nggak usah pesan banyak-banyak”

“Habisnya.. Kalau kita keluar ada pemeriksa tiket.. Jadi harus tetap ada di dalam ruangan..”, Lucas alasan lagi.


Kali ini Lucia tidak bisa membalas.. “Dasar kau… Memang berbicara dengan orang bodoh susah..”


Lucas sudah pasrah dikatain apa oleh Lucia.


“Jadi, pulau ini Atlantis? Mana kotanya?”, di sekitar tempat itu hanya ada pepohonan.


Lucas mendorong Lucia maju ke depan.


“Apa yang kau mau?”, Lucia ngomel. “Lepaskan a..ku”, Lucia jatuh ke sebuah lubang besar.


“Itu jalan masuk ke Atlantis”, Lucas senyum-senyum di atas dan menyusul Lucia.


“GYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA”. Lucia Cerevisiae, seorang cowok yang tanpa ekspresi dan dapat dibilang tak berperasaan, tidak takut apa pun. Tetapi sangat phobia jatuh dari ketinggian. Sekarang cowok itu sedang melewati sebuah terowongan bawah tanah yang tingginya mencapai 500 m dan teriak...


Setibanya di akhir terowongan, jantung Lucia berdegup kencang. Dia sedang berusaha mengatur nafasnya.


Setelah ia berhasil melakukannya, dia memandang sebuah pemandangan yang tidak biasa. Dia tiba di sebuah kota di bawah laut. Pemandangan sekitar sangat indah. Matahari tetap masuk ke kota itu karena air yang sangat jernih. Hewan-hewan laut berenang-renang dengan bebasnya di atas kota tersebut. Mungkin inlah sebabnya tidak banyak kapal yang diijinkan berlabuh di tempat ini, untuk menjaga keseimbangan alam.


Saat Lucia hendak menapak keluar melihat sekeliling. Lucas menimpanya, “Aihh, pertama kalinya ke Atlantis nih!!”




Continue next time

2 comments:

Anonymous said...

nice story~

lanjutkan~ penasaran saya Atlantis itu... apakah ada yang disembunyikan atau tidak *fufufu
(jadi ingin lanjutkan cerita sendiri XD~)
-Skyline

Anonymous said...

aaaaaaaaaaaaaaaaa..........
BURUAN LANJUTIN...!!!
*muka teror